BAB
DELAPAN
Kulit
Sebagai Panca Indera
Profesor Tejatat Tejasen
mengucapkan kalimat "Laa illaha illallah Muhammad Rasul Allah."
Pria ini mengucapkan kalimat shahadah. Dengan demikian dia menyatakan menjadi
seorang Muslim. Hal ini terjadi selama Konferensi Kedokteran ke-5
yang diadakan di Riyadh, Saudi Arabia. Dialah Profesor Tejatat Tejasen, Ketua
Jurusan Anatomi di Chiang Mai, Universitas Thailand. Dia sebelumnya Dekan
Fakultas Kedokteran di Universitas yang sama.
Kami menunjukkan beberapa ayat al-Quran
dan Hadis Nabi kepada Profiesor Tejasen yang sesuai dengan keahliannya dalam
bidang anatomi. Dia memberi alasan bahwa mereka juga memiliki kitab dalam agama
Budha yang menerangkan gambaran fase perkembangan embrio yang sangat akurat.
Kami mengatakan kepadanya bahwa kami sangat senang dan tertarik untuk melihat
gambaran itu dan belajar tentang kitab itu. Setahun kemudian, Profesor Tejasen
datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai penguji dari luar. Kami
mengingatkannya tentang pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu, tetapi dia
minta maaf dan mengatakan bahwa pada saat dia membuat pernyataan itu tanpa
mengetahui persoalan itu dengan pasti. Akan tetapi, ketika dia mencek Kitab
Tripitaka, ternyata dia tidak menemukan pertalian dengan pokok
masalah.
Atas dasar hal ini, kami menghadirkan
sebuah kuliah tertulis Profesor Keith Moore tentang kecocokan antara embriologi
modern dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan Sunnah. Dan kami bertanya
kepada Profesor Teja sen jika dia tahu tentang Profesor Keith Moore. Bahkan dia
menjawab bahwa dia tentu tahu Profesor Moore dan menambahkan bahwa Profesor
Moore adalah salah satu ilmuwan dunia yang terkenal dalam
bidangnya.
Ketika Profesor Tejasen mempelajari
artikel ini, dia juga sangat heran. Kami menanyakannya beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan keahliannya. Salah satu pertanyaan itu menyinggung tentang
penemuan terbaru dalam hal dermatologi tentang sifat-sifat kulit sebagai salah
satu alat panca indera.
Dinyatakan kepada Profesor Tejasen:
"Anda akan tertarik untuk mengetahui isi kitab ini, kitab al-Quran, sebagai
referensi pada 1400 tahun yang lalu yang menyinggung tentang persoalan hukuman
bagi orang yang tidak beriman atau kafir yaitu akan masuk neraka yang dipenuhi
api. Dalam hal ini dinyatakan bahwa ketika kulit mereka mengalami kerusakan,
Allah membuat kulit lain untuk mereka sehingga mereka merasakan hukuman balasan
di dalam neraka itu. Ini menunjukkan pengetahuan tentang bagian terakhir dari
urat syaraf dalam kulit dan ayat tersebut artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang
kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.
Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. "
(QS
an-Nisa : 56)
Kami menanyakannya: "Jadi Anda setuju
bahwa ini referensi tentang pentingnya bagian terakhir dari urat syaraf dalam
perasaan kulit, 1400 tahun yang lalu?" Profesor Tejasen menjawab: "Ya, saya
setuju."
Pengetahuan tentang perasaan kulit ini
telah diketahui lama sebelumnya, sebab hal ini dikatakan jika seseorang berbuat
salah, kemudian dia akan dihukum dengan menghanguskan kulimya dan kemudian AIlah
akan menggantinya dengan kulit baru, yang menutupi mereka agar mereka tahu bahwa
dia disiksa kembali. Hal ini berarti mereka tahu beberapa tahun lalu bahwa
rangsangan perasaan sakit pasti ada di kulit, sehingga mereka akan diganti
dengan kulit yang baru. Kulit adalah pusat kepekaan luka bakar. Oleh karena itu,
jika kulit terbakar api seluruhnya, akan kehilangan kepekaannya. Dengan berdasar
alasan inilah maka Allah akan menghukum orang-orang kafir di hari kiamat dengan
mengembalikan kulit mereka ke keadaan semula secara terus menerus, sebagaimana
Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfirman dalam alQuran surat an-Nisa :
56.
Kami menanyakan kepadanya sebuah
pertanyaan sebagai berikut: "Apakah mungkin ayat-ayat al-Quran ini datang dari
Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?" Profesor Tejasen mengakui bahwa
ayat-ayat al-Quran tidak mungkin bersumber dari manusia. Akan tetapi dia masih
menanyakan tentang sumber ilmu pengetahuan itu dan dari mana Nabi Muhammad
kemungkinan menerima ayat-ayat itu? Kami menjawab: "Dari Allah, Yang Maha Agung dan Maha Mulia." Kemudian dia bertanya:
"Siapakah Allah itu?" Kami menjawab: "Dia adalah pencipta semua yang ada di
jagat raya ini. Jika Anda mendapatkan kebijakan kemudian hal ini hanya datang
dari satu-satunya Yang Maha Bijaksana. Jika anda menemui pengetahuan dalam
pembuatan alam semesta ini, Dialah pencipta alam semesta, satu satunya Yang
Maha Mengetahui. Jika Anda mendapatkan kesempurnaan komposisi ciptaan-Nya,
inilah bukti bahwa Dialah Yang Maha Sempurna. Dan jika Anda mendapatkan
kemurahan hati kemudian memberikan kesaksian ini pada kenyataan bahwa penciptaan
itu dimiliki sebagai satu kesatuan tata tertib dan menghubungkan bersama dengan
kuat, kemudian inilah bukti bahwa inilah ciptaan Sang Pencipta, Allah Yang Maha
Agung dan Maha Kuasa.
Profesor Tejasen setuju dengan apa yang
kami terangkan kepadanya. Dia kembali ke negaranya di mana dia menyampaikan
beberapa perkuliahan tentang pengetahuan barunya dan penemuannya. Kami telah
memberikan informasi kepada lima orang mahasiswa yang kemudian masuk Islam
sebagai hasil dari perkuliahan ini. Kemudian pada saat Konferensi Kedokteran
ke-5 yang diselengagrakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikui seri perkuliahan
tentang tanda-tanda kedokteran dalam al-Quran dan Sunnah. Profesor Tejasen
menghabiskan empat hari dengan beberapa perkuliahan, Muslim dan non-Muslim,
membicarakan tentang fenomena di dalam al-Quran dan Sunnah. Pada sesi akhir itu,
Profesor Tejasen berdiri dan berkata:
"Pada hari ketiga tahun-tahun terakhir
ini, saya menjadi tertarik mempelajari al-Quran yang mana Syeikh Abdul Majid
az-Zindani berikan kepada saya. Tahun lalu, saya mendapati tulisan Profesor
Keith Moore terakhir dari Syeikh. Dia meminta saya menerjemahkan ke dalam bahasa
Thai dan memberikan sedikit kuliah kepada Muslim di Thailand. Saya telah
memenuhi permintaannya. Anda dapat melihatnya dalam video tape yang saya berikan
kepada Syeikh sebagai sebuah hadiah. Dari penelitian saya dan apa yang saya
pelajari secara keseluruhan dalam konferensi ini, saya percaya bahwa semuanya
yang telah tertulis di dalam alQuran pasti sebuah kebenaran, yang dapat
dibuktikan dengan peralatan ilmiah. Sejak Nabi Mubammad SAW yang tidak dapat
membaca maupun menulis, Muhammad pasti seorang utusan yang menyiarkan kebenaran
yang diturunkan kepadanya sebagai seorang yang dipilih oleh Sang Pencipta.
Pencipta ini pasti Allah atau Tuhan. Oleh karena itu, saya berpikir inilah
saatnya saya mengucapkan kalimat "Laa
illaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) Muhammad Rasul Allah
(Muhammad adalah utusan Nya).
"
Saya tidak hanya belajar dari
pengetahuan ilmiah selama konferensi itu, tetapi juga kesempatan yang bagus
bertemu dengan beberapa ilmuwan baru dan bertemu dengan mereka sebagai sesama
peserta. Hal yang paling berharga yang saya peroleh ketika datang ke konferensi
ini adalah saya mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasul
Allah," dan saya menjadi seorang Muslim.
Kebenaran itu datangnya dari Allah
sebagaimana firmannya di dalam al-Quran:
"Dan orang-orang yang diberi ilmu
(Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
itulah yang benar dan menyuruh (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkara
lagi Maha Terpuji. " (QS Saba': 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar