BAB
DUA
Islam dan
llmu Pengetahuan
Pemikiran
Barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak
mungkin pemikir Barat sekarang ini menerima kenyataan bahwa kemungkinan ada
pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Injil, yang menjadi
kepercayaan orang Nasrani, menyatakan pohon di mana Nabi Adam AS dilarang
memakannya adalah pengetahuan. Oleh karena itu, setelah dia memakan buahnya, dia
memperoleh pengetahuan tertentu yang mana tidak dia peroleh sebelumnya. Dengan
alasan inilah orang Eropa membantah bahwa selama dua abad mereka tidak menerima
pengetahuan ilmiah yang datang dari orang Islam.
Gereja
menyatakan bahwa pencarian seperti pengetahuan ilmiah adalah penyebab dosa yang
asli. Uskup menggambarkan bukti mereka dari Perjanjian Lama yang menyebutkan
bahwa ketika Adam memakan pohon itu, ia mendapat beberapa pengetahuan, Allah
tidak menyukainya dan menolak memberinya kemurahan hati. Oleh karena itu,
pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya peraturan gereja yang dianggap sebagai hal
yang tabu. Akhirnya, ketika pemikir bebas dan ilmuwan Barat sanggup mengatasi
kekuatan gereja, mereka membalas dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan
dan menekan beberapa kekuatan agama. Mereka beralih kepada hal-hal yang
berlawanaan untuk mengatasi kekuatan gereja dan mengurangi pengaruhnya kepada
hal yang sempit dan membatasi pada sudut-sudut tertentu.
Oleh
karena itu, jika Anda membicarakan persoalan agama dan ilmu
pengetahuan dengan pemikir Barat, dia benar-benar akan keheranan. Mereka tidak
tahu Islam. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam menjunjung tinggi status ilmu
pengetahuan dan orang yang berilmu, menghormati mereka sebagai saksi setelah
malaikat yang berhubungan dengan fakta baru tiada Tuhan selain Allah,
sebagaimana yang telah Allah firmankan kepada kita:
"Tuhan
menyatakan, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia, dan malaikat-malaikat
dan orang-orang berilmu yang tegak dengan keadilan. " (QS AIi Imran :
18)
Dan Allah
Yang Maha Agung dan Maha Muha berfirman kepada kita:
"Oleh
sebab itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah ".
(QS
Muhammad : 19)
Telah
diketahui dari al-Quran bahwa Nabi Adam AS diistimewakan melebihi
malaikat dengan kebaikan pengetahuan yang diberikan
Allah kepadanya. Kisah dari al-Quran menyangkal Injil yang menyebutkan
orang Islam dianggap menyimpang. Menurut al-Quran, kenyataan bahwa Nabi Adam
diberi pengetahuan adalah sebuah tanda kehormatan
dan bukan karena pengusirannya dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang
membicarakan Islam dan ilmu pengetahuan dengan para pemikir Barat, mereka
cenderung mengharapkan argumen yang sama dengan apa yang ada dalam budaya dan
agama mereka. Itulah mengapa mereka memberi reaksi dengan keterkejutan ketika
mereka ditunjukkan dengan fakta yang jelas sekali dari al-Quran dan
Sunnah.
Di antara
pemikir Barat yang menampakkan keterkejutannya itu adalah Prof. Dr. Joe Leigh
Simpson, Ketua jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan Pakar Molecular dan
Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali
bertemu dengannya, Profesor Simpson menuntut pembuktian al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi, kami sanggup menghilangkan kecurigaannya.
Kami menunjukkan kepadanya sebuah naskah garis besar perkembangan embrio. Kami
membuktikan kepadanya bahwa al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa turunan atau
hereditas dan sifat keturunan atau kromosom yang tersusun hanya bisa terjadi
setelah perpaduan yang berhasil antara sperma dan ovum. Sebagaimana yang kita
ketahui, kromosom-kromosom ini berisi semua sifat-sifat baru manusia yang akan
menjadi mata, kulit, rambut, dan lain-lain.
Oleh
karena itu, beberapa sifat manusia yang tersusun itu ditentukan oleh
kromosomnya. Kromosom-kromosom ini mulai terbentuk sebagai permulaan pada
tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri khas
manusia baru terbentuk sejak dari tingkatan nutfah yang paling awal.
Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia berfirman di dalam
Al-Quran:
"Celakalah kiranya manusia itu! Alangkah ingkarnya (kepada Tuhan). Dari
apakah dia diciptakan? Dari setetes air mani. (Tuhan) menciptakannya dan
menentukan ukuran yang sepadan dengannya. " (QS Abasa :
17-19)
Selama
empat puluh hari pertama kehamilan, semua bagian dan organ tubuh telah sempurna
atau lengkap, terbentuk secara berurutan. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada
kita di dalam hadisnya: "Setiap dari kamu, semua komponen penciptamu
terkumpul dalam rahim ibumu selama empatpuluh hari." Di dalam hadis lain,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Ketika
setetes nuftah telah melewati 42 malam, Allah menyuruh
seorang malaikat ke rahim perempuan, yang berkata: `Ya Tuhan! Ini lakilaki atau
perernpuan?' Dan Tuhanmu memutus kan apa yang Dia kebendaki.
"
Profesor
Simpson mempelajari dua hadis ini secara intensif, yang mencatat bahwa empat
puluh hari pertama itu terdapat tingkatan yang dapat dibedakan secara jelas atau
embriogenesis. Secara khusus, Dia dibuat kagum dengan ketelitian yang mutlak dan
keakuratan kedua hadis tersebut. Kemudian dalam salali satu konferensi yang
dihadirinya, dia memberikan pendapat sebagai berikut: "Dari kedua hadis yang
telah tercatat dapat membuktikan kepada kita gambaran waktu secara spesifik
perkembangan embrio sebelum sampai 40 hari. Terlebih lagi, Pendapat yang telah
berulang-ulang dikemukakan pembicara yang lain pagi ini. bahwa kedua hadis ini
telah menghasilkan dasar pengetahuan ilmiah yang mana rekaman mereka sekarang
ini didapatkan".
Profesor
Simpson mengatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk yang baik untuk pencarian
ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat telah menolak hal ini. Seorang ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Dengan
analogi, jika Anda pergi ke suatu pabrik dan Anda berpedoman pada mengoperasikan
pabrik itu, kemudian Anda akan paham dengan mudah bermacam-macam pengoperasian
yang berlangsung di pabrik itu. Jika Anda tidak memiliki pedoman ini, pasti
tidak memiliki kesempatan untuk memahami secara baik variasi proses tersebut.
Profesor Simpson berkata: "Saya pikir tidak ada pertentangan antara ilmu
genetika dan agama, tetapi pada kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu
pengetahuan dengan tambahan wahyu ke beberapa pendekatan ilmiah yang
tradisional. Ada kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjukkan oleh ilmu
pengetahuan menjadi valid, yang mana al-Quran mendukung ilmu pengetahuan yang
berasal dari Allah."
Inilah
kebenaran. Orang-orang Islam tentunya dapat memimpin dalam cara pencarian ilmu
pengetahuan dan mereka dapat menyampaikan pengetahuan itu daIam status yang
sesuai. Terlebih lagi orang Islam mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan
itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia untuk
menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW
Allah
berfirman di dalam al-Quran:
"Akan
Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di
segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai
terang kepada mereka, bahwa
al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan
segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)
Setelah
menyadari melalui beberapa contoh keajaiban al-Quran secara ilmiah yang telah
diketahui berhubungan dengan komentar
yang objektif dari para ilmuwan,
mari kita tanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan
berikut:
-
Dapatkah hal ini mejadi sebuah kejadian yang kebetulan bahwa akhir-akhir ini penemuan informasi secara ilmiah dari lapangan yang berbeda yang tersebutkan di dalam al-Quran yang telah turun pada 14 abad yang lalu?
-
Dapatkah al-Quran ini ditulis atau dikarang Nabi Muhammad SAW atau manusia yang lain?
Hanya
jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu bahwa al-Quran secara harfiah adalah
kata-kata atau firman Allah yang diturunkan kepadanya. Al-Quran adalah perkataan
yang harfiah dari Allah yang Dia turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang melalui
malaikat Jibril. Al-Quran ini dihapalkan oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudian
didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat inilah yang selanjutnya
secara bergiliran menghapalkannya, menulis ulang, dan memeriksa/meninjau lagi
dengan Nabi Muhammad SAW
Terlebih
lagi, Nabi Muhammad SAW memeriksa kembali al-Quran dengan malaikat Jibril sekali
setiap bulan Ramadhan dan dua kali di akhir hidupnya pada kalender Hijriah yang
sama. Sejak al-Quran diturunkan sampai hari ini, selalu ada banyak orang Islam
yang menghapalkan semua ayat al-Quran surat demi surat. Sebagian dari mereka ada
yang sanggup menghapal al-Quran pada waktu berumur 10 tahun. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika tidak ada satu surat pun di dalam al-Quran yang berubah
selama berabad-abad sampai sekarang.
Al-Quran
telah diturunkan 14 abad yang lalu menyebutkan fakta yang bacu ditemukan
akhir-akhir ini yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Hal ini membuktikan
tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah firman yang harfiah dari Allah, yang
diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar nabi dan utusan yang
diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar alasan bahwa setiap manusia 14 abad
yang lalu telah mengetahui beberapa fakta ini yang ditemukan atau dibuktikan
akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan metode yang
rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar