BAB TIGA
Fase Penciptaan Manusia (A)
Allah
mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rasul untuk seluruh dunia sebagaimana yang
difirmankan Allah di dalam al-Quran,
"Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuknya rahmat bagi sernesta alam. "
(QS al-Anbiyaa' : 107)
Dan Nabi
Muhammad SAW juga utusan Allah untuk orang Badui yang tinggal di gurun
sebagaimana dia utusan Allah untuk ilmuwan sekarang ini yang dipenuhi alat-alat
laboratorium modern. Dia adalah utusan Allah untuk semua manusia di setiap saat.
Sebelum Nabi Muhammad SAW setiap rasul diutus semata-mata untuk kaumnya sendiri.
. .
"Kamu
hanyalah seorang pemberi peringatan, dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang
memberi petunjuk. " (QS ar-Ra'ad : 7)
Akan
tetapi, pesan Nabi Muhammad SAW adalah untuk seluruh umat manusia, dan untuk
alasan itulah Allah memberi bukti yang mendukung pesan Nabi Muhammad SAW Bukti
ini berbeda dengan bukti-bukti yang diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Bukti
kerasulan yang terdahulu hanya dilihat pada zamannya dan kemungkinan generasi
setelah mereka. Kemudian Allah menurunkan rasul yang baru, yang didukung dengan
keajaiban-keajaiban baru, untuk membangkitkan kepercayaan kaumnya. Akan tetapi,
Nabi Muhammad SAW karena dipersiapkan sebagai rasul yang terakhir sampai Hari
Kebangkitan, Allah memberinya mukjizat yang abadi sebagai bukti yang mendukung,
yaitu al-Quran.
Jika kita
bertanya kepada orang Yahudi atau Nasrani yang menunjukkan kepada kita mukjizat
Nabi Musa AS atau Nabi Isa AS yang mungkin sebagai berkah dan perjanjian Allah
kepada mereka, maka keduanya akan menyampaikan ini tidak dalam jangkauan manusia
untuk mempertunjukkan kembali beberapa mukjizat sekarang. Nabi Musa memiliki
mukjizat tongkat yang tidak dapat diciptakan atau Nabi Isa AS diminta untuk
menghidupkan kembali orang dari kematian. Untuk kita sekarang, mukjizat-mukjizat
ini tidak lebih hanya menjadi laporan sejarah. Tetapi jika seorang Islam ditanya
tentang mukjizat terbesar Nabi Muhamad SAW dia dapat menunjukkan al-Quran.
Al-Quran adalah sebuah mukjizat yang meninggalkan bekas di tangan kita. Al-Quran
adalah buku yang terbuka untuk semua orang untuk mengujinya.
Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran:
"Katakanlah: Apakah keterangan (saksi) yang paling besar? Katakanlah:
Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Quran ini diwahyukan
kepadaku, supaya dengan itu aku dapat memberi pengertian kepadamu dan kepada
orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya. " (QS al-An'am :
19)
Alam yang
menakjubkan dari al-Quran di mana terletak pengetahuan di dalamnya. Allah Yang
Maha Agung berfirman:
". . .
tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu (Muhammad),
Allah menurunkannya dengan ilmu Nya. " (QS anNisa : 166)
Oleh
karena itu, para ilmuwan di zaman kita dan para sarjana, profesor di beberapa
universitas yang memimpin pemikiran manusia, memiliki kesempatan untuk menguji
pengetahuan yang ditemukan dalam firman Allah. Pada zaman sekarang, para ilmuwan
telah mengungguli dalam penemuan alam semesta, akan tetapi al-Quran lebih dulu
telah menjelaskan alam semesta dan sifat alami manusia sebelumnya. Sehingga, apa
hasilnya?
Kami
menghadirkan Profesor Emeritus Keith Moore, salah satu dari ilmuwan dunia yang
terkemuka dalam bidang Anatomi dan Embriologi. Kami bertanya kepada Profesor
Moore untuk memberikan analisis ilmiah dari beberapa versi al-Quran secara
spesifik kepada kita dan hadis mengenai lapangannya secara
khusus.
ProfesorMoore adalah penulis buku
yang berjudul "The Development Human". Dia adalah Profiesor
Emeritus ahli Anatomi dan Sel Biologi Universitas Toronto, Kanada, di mana dia
Ketua Jurusan Basic Sciences, Fakultas Kesehatan, dan selama 8 tahun Ketua
Jurusan Anatomi. Prof. Moore sebelumnya juga mengabdi pada
Universitas Winndipeg, Kanada, selama sebelas tahun. Dia mengepalai beberapa
Internasional Associations of Anatomist and the Counalofthe Union of Biological
Science. Profesor Moore juga terpilih anggota Royal Medical Associations of
Canada, the Intemational Academy of Cytology, the Union of American Anatomist
dan the Union of North dan South American Anatomist, dan pada tahun 1984
menerima penghargaan yang terkenal dalam bidang anatomi di Kanada, JCB Grant
Award dari the Canadian Association of Anatomist. Dia menerbitkan beberapa buku
di klinik Anatomi dan Embriologi, delapan dari buku ini digunakan sebagai
referensi di sekolah medis dan talah diterjemahkaii ke dalam enam
bahasa.
Ketika
kami bertanya kepada Profesor Moore untuk memberikan analisis kepada kami
tentang ayat al-Quran dan sabda nabi, maka dia terkejut. Dia
heran bagaimana Nabi Muhammad SAW pada 14 abad yang lalu dapat mendeskripsikan
embrio dan fase perkembangannya secara detail dan akurat, yang mana para ilmuwan
untuk mengetahui hal itu baru tiga puluh tahun terakhir. Akan tetapi,
keterkejutan Profesor Moore itu berkembang begitu cepat menjadi kekaguman
terhadap wahyu dan petunjuk ini. Dia memperkenalkan sudut pandang ini secara
intelektual dan lingkungan ilmiah.
Dia juga memberi sebuah surat pada kesesuaian embriologi modern dengan al-Quran
dan Sunnah, di mana dia menyatakan sebagai berikut: "Ini merupakan kesenangan yang besar bagi saya untuk
membantu mengklarifikasi pernyataan di dalam al-Quran tentang perkembangan
manusia. Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan yang datang kepada Nabi Muhammad
pasti dari Allah atau Tuhan sebab hampir semua pengetahuan tidak ditemukan
sampai beberapa abad terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah. "
Pertimbangan yang terkenal dan dihormati ilmuwan embriologi ini
dinyatakan atas pembelajaran ayat al-Quran sesuai dengan disiplinnya. Dan kesimpulannya bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah utusan Allah. Allah berfirman di dalam al-Quran tentang tingkatan
penciptaan manusia:
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (QS al-Mukminun : 12-14)
Kata
alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama, berarti
pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga,
berarti segumpal darah.
Dalam
perbandingan lintah air tawar dengan embrio pada tingkat alaqah,
Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia
menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip
dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi
gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan
di beberapa konferensi.
Arti kedua
dari kata alaqah adalah sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat
dalam penggabungan embrio dengan uterus dalam rahim ibu selarna masa alaqah.
Arti ketiga kata alaqah adalah segumpal darah. Hal ini berarti,
sebagaimana yang diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio selama selama fase
alaqah melalui kejadian di dalam, seperti formasi darah di dalam
pembuluh darah tertutup, sampai putaran metabolisme yang dilengkapi dengan
plasenta. Selama fase alaqah, darah ditarik di dalam pembuluh darah
tertutup dan itulah mengapa embrio tampak seperti segumpal darah, tampak juga
seperti lintah. Kedua deskripsi itu dijelaskan secara menakjubkan dengan kata
alaqah di dalam al-Quran.
Bagaimana
Nabi Muhammad SAW kemungkinan telah mengetahui dirinya. Profesor Moore juga
mempelajari embrio saat fase mudghah (gumpalan seperti zat/
substansi). Dia mengambil lempengan tanah liat yang kasar dan mengunyahnya ke
dalam mulut. Kemudian membandingkan lempengan itu dengan sebuah gambar embrio
saat fase mudghah. Profesor Moore menyimpullkan bahwa embrio saat fase
mudghah tampak jelas seperti gumpalan zat. Beberapa majalah di Kanada
menerbitkan beberapa pernyataan Profesor Moore. Lagi pula, dia menjelaskan dalam
tiga acara TV di mana dia menyoroti kesesuaian ilmu pengetahuan modern dengan
apa yang tersebut di dalam al-Quran selama 1400 tahun. Akibatnya, Profesor Moore
ditanya dengan pertanyaan seperti berikut: "Apakah hal ini berarti kamu percaya
bahwa al-Quran itu firman Allah?" Kemudian beliau menjawab: "Saya tidak
menemukan kesulitan dalam penemuan hal ini." Profesor Moore juga ditanya:
"Bagaimana Anda percaya dengan Nabi Muhammad SAW jika Anda masih percaya dengan
Yesus Kristus?" Dia menjawab: "Saya percaya keduanya, karena keduanya dari
sekolah yang sama."
Dengan
demikian, semua ilmuwan modern yang ada di dunia sekarang ini datang untuk
mengetahui bahwa al-Quran itu adalah pengetahuan yang diturunkan dari Allah.
"Akan
tetapi Allah mengakui al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya
dengan ilmu Nya. . . . . .. " (QS an Nisa :
166)
Hal ini
juga diikuti bahwa ilmuwan modern tidak menemukan kesulitan dalam mengakui bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar