Kamis, 27 Februari 2014

Apakah Islam Itu ?

LAMPIRAN
Apakah Islam Itu ?

Dapatkah kita menemukan penjelasan untuk alam semesta yang luas? Apakah ada interprestasi yang meyakinkan tentang rahasia keberadaannya? Kita sadar bahwa tidak ada keluarga yang berfungsi dengan baik tanpa tanggung jawab pemimpinnya. Tidak ada kota yang dapat memakmurkan keberadaannya tanpa pemerintahan yang jelas. Dan tidak ada negara yang dapat hidup tanpa adanya seorang pemimpin. Kita juga sadar bahwa tidak sesuatu pun datang dengan berdiri sendiri.
Terlebih lagi, kita mengamati bahwa keberadaan alam semesta dan fungsinya dalam tatanan yang paling rapi dan terus hidup selama ratusan bahkan ribuan tahun. Dapatkah kita mengatakan bahwa semua ini secara kebetulan dan tanpa terencana? Dapatkah kita menghubungkan keberadaan manusia dari seluruh dunia ini kebetulan belaka? Apa yang digambarkan manusia hanyalah bagian kecil dari alam semesta dan jika dapat membuat rencananya dan menyadari manfaat rencana itu kemudian keberadaan dan keberlangsungan alam semesta ini pasti juga berdasarkan rencana yang bijaksana.
Hal ini berarti bahwa ada kehendak yang terpola di belakang keberadaan jasmaniah kita dan ada kekuatan yang luar biasa untuk membawa hal-hal itu ada dan menjaga mereka tetap berjalan. Pasti ada kekuatan yang besar di dunia ini dalam bertindak untuk menjaga segala sesuatu. Alam yang indah ini pasti ada Pencipta Yang Maha Besar yang membuat bagian-bagian seni itu sangat menarik dan menghasilkan segala sesuatu untuk tujuan khusus dalam kehidupan ini.
Orang yang senantiasa mendapat penerangan yang mendalam mengakui pencipta Nya dan menyebut-Nya Allali. Dia bukanlah manusia, sebab manusia itu tidak dapat menciptakan atau membuat manusia yang lain. Dia juga bukan binatang maupun tumbuhan. Dia bukan berhala, patung, atau sejenisnya, sebab tidak ada sesuatu apa pun yang dapat membuat dirinya sendiri atau menciptakan sesuatu yang lain. Dia berbeda dengan seluruh benda sebab Dia adalah Pencipta dan Penjaga seluruhnya. Pencipta pasti berbeda dan jauh Maha Besar dari benda-benda yang Dia ciptakan.
Ada beberapa jalan untuk mengetahui Allah dan ada beberapa hal untuk memberitakan tentang-Nya. Suatu mukjizat besar yang mengagumkan dan mengesankan di dunia adalah kitab yang terbuka bagi siapa saja yang kita dapat membaca tentangnya. Lagipula Allah memberi pertolongan kepada kita melalui beberapa rasul dan wahyu-Nya yang mana Dia menurunkan untuk seluruh umat manusia. Rasul dan wahyu ini menjelaskan segala hal kepada kita yang mana kita perlu mengetahui Sang Pencipta kita.
Ajaran dan petunjuk yang lengkap yang mendukung pencipta kita sebagaimana yang dinyatakan melalui semua rasul-Nya adalah agama Islam. Islam memerintahkan supaya yakin dengan keesaan Allah yang membuat manusia sadar akan berartinya alam semesta sebagai tempatnya. Keyakinan ini membebaskan manusia dari rasa takut dan takhayul yang membuat dia sadar akan keberadaan Allah Yang Maha Kuasa dan kewajiban terhadap-Nya.
Keyakinan ini harus dilaksanakan dengan tindakan, percaya saja tidaklah cukup. Percaya dengan adanya satu tuhan "Allah" membutuhkan apa yang kita cari terhadap seluruh manusia sebagai satu keluarga di alam semesta di bawah kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa dan Yang Memelihara seluruhnya. Islam menolak ide dari pilihan orang yang menjadi tanggung jawab yang lain. Islam menyetujui kepercayaan terhadap Sang Pencipta dan yang mengerjakan perbuatan yang baik akan masuk ke surga. Dengan demikian, ada hubungan langsung yang dibangun dengan Allah tanpa ada perantara.
Islam bukanlah agama baru. Pada intinya ada pesan dan petunjuk yang sama yang Allah turunkan kepada rasul-rasul-Nya seperti Nabi Adam AS, Henog AS, Nuh AS, Ibrahim AS, Ismail AS, Ishak AS, Daud AS, Musa AS, Isa AS, dan Muhammad SAW Namun, pesan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang lebih luas, lengkap, dan paling akhir.
Al-Quran diturunkan dalam bentuk firman Allah dan sebagai sumber dasar ajaran dan hukum Islam. Di dalamnya berhubungan dengan dasar iman, moral, sejarah manusia, ibadah, pengetahuan, kebijakan, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan segala aspek. Di dalamnya berisi ajaran yang lengkap yang dapat dibangun sistem yang logis dan keadilan sosial, ekonomi, politik, perundang-undangan, ilmu hukum/yurisprudensi, hukum, dan hubungan internasional yang mana isi dari al-Quran seluruhnya penting.
Hadis yang berisi ajaran, perkataan, persetujuan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW yang disampaikan dengan cermat dan dikumpulkan oleh teman setianya, penjelasan dan uraian secara terperinci ada di dalam ayat-ayat al-Quran.

Cahaya Kebenaran

LAMPIRAN
Cahaya Kebenaran

Apakah hidup itu? Keberadaan manusia di dunia ini dan penciptaan seluruh alam semesta ini bukan secara kebetulan atau hasil alam secara kebetulan saja. Alam semesta ini, setiap atom yang tunggal menunjukkan dan menuntun kita kepada cinta yang sesungguhnya, kemurahan hati, dan kekuatan sang pencipta. Tanpa adanya pencipta, tidak ada sesuatu pun yang bisa eksis. Setiap jiwa itu mengetahui bahwa keberadaannya itu tergantung kepada Sang Pencipta. Dia tahu dengan pasti bahwa dia tidak dapat menciptakan dirinya sendiri. Oleh karena itu, menjadi kewajibannya untuk mengetahui Tuannya yaitu Sang Pencipta.

MANUSIA: Manusia adalah makhluk yang unik. Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk memerintah semua makhlukyang lain di dunia ini. Dia membantu dengan memberi kemampuan mempertimbangkan yang lengkap dibandingkan dengan binatang. Dengan kemampuan untuk melihat dan membedakan, manusia diberi kebebasan sendiri untuk memilih jalan hidup yang pantas bagi kedudukannya, apakah dia jatuh lebih rendah daripada binatang atau ciptaan yang lain. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan diberi pilihan untuk mengerjakan perbuatan yang pantas atau memperturutkan hatinya yang menuju ke limbah dosa.

PETUNJUK TUHAN : Sang Pencipta, di luar dari cinta-Nya yang berlimpah dan kemurahan-Nya untuk manusia, tidak meninggalkan kita dalam kegelapan untuk mengetahui garis kebenaran dengan mencoba dan bersalah sendiri. Berhubungan dengan kemampuan intelektual kita untuk mempertimbangkan, Pencipta kita memberikan kita petunjuk ketuhanan bahwa garis besar kriteria kebenaran, ilmu pengetahuan, dan realitas keberadaan kita di dunia dan di akhirat.

WAHYU : Dari awal manusia, Sang Pencipta kita mengutus nabi untuk menyampaikan wahyu-Nya dan mengajak manusia untuk mengikuti garis perdamaian yang benar dan taat kepada Tuhan yang satu. Inilah Islam. Inilah pesan yang disampaikan untuk generasi manusia yang berturut-turut melalui nabi yang berbeda beda, untuk mengajak seluruh umat manusia kepada garis edar yang sama. Akan tetapi seluruh pesan yang awal atau wahyu dari Allah itu diubah oleh orang­orang generasi setelahnya.
Sebagai hasilnya, wahyu yang suci yang berasal dari Sang Pencipta itu dicampuri dan dikotori dengan cerita yang dibuat-buat, takhayul, menyembah berhala dan ideologi fllosofis yang tidak rasional. Agama Allah dalam pengertian hilang dalam agama yang berlebihan. Sejarah manusia adalah sebuah perjanjian dari penyimpangan manusia antara terang dan kegelapan, tetapi Allah di luar cinta-Nya yang melimpah untuk manusia tidak mengabaikan kita.

WAHYU TERAKHIR: Ketika manusia berada dalam masa kegelapan, Pencipta kita mengutus Rasul-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad SAW untuk menyelamatkan manusia dengan wahyu yang terakhir sebagai sumber petunjuk terakhir dan permanen untuk seluruh dunia.

KRITERIA KEBENARAN: Kriteria berikut dapat paling berguna sebagaimana ukuran untuk mengetahui wahyu terakhir yang autentik (al-Quran) sebagaimana firman Allah SWT:
  1. Ajaran yang rasional: Karena Pencipta kita memberikan pertimbangan dan intelektual kepada kita, inilah kewajiban kita menggunakannya untuk membedakan kebenaran dari kebohongan. Sungguh, wahyu itu dari Allah, pasti rasional, dan dapat dirundingkan tanpa ada pikiran yang memihak.
  2. Kesempurnaan: Karena Pencipta kita itu sempurna, wahyu-Nya pasti sempurna dan akurat, bebas dari kesalahan, kelalaian, penambahan/interpolasi dan versi yang bermacam-macam. Pasti bebas dari kontradiksi dalam penyampaiannya.
  3. Tidak ada cerita yang dibuat-buat atau takhayul: Wahyu yang benar bebas dari cerita yang dibuat­buat atau takhayul yang menurunkan martabat Sang Pencipta atau diri manusia.
  4. Ilmiah: Karena Sang Pendpta kita adalah Pencipta seluruh ilmu pengetahuan, wahyu yang benar pastl ilmiah dan dapat bertahan terhadap tantangan ilmu pengetahuan di setiap saat.
  5. Ramalan yang berdasarkan fakta: Karena Pendpta kita lebih tahu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang, maka ramalan-Nya dalam wahyu­Nya dimasukkan sebagai ramalan.
  6. Tidak dapat ditiru manusia: Wahyu yang benar adalah sempurna dan tidak dapat ditiru manusia. Wahyu Allah yang benar adalah keajaiban yang hidup, sebuah kitab yang membuka tantangan manusia untuk melihat dan membuktikan kepada diri mereka sendiri keautentikannya / keasliannya atau ketelitiannya.

Pencari Kebenaran

LAMPIRAN
Pencari Kebenaran

Pembaca yang budiman, tidak seorang pun dipaksa untuk menerima kebenaran ini. Namun hal ini sangat memalukan bagi seorang intelek jika tidak tertarik untuk mengetahui kebenaran ini.
Islam mengajarlran bahwa pencipta kita memberi manusia kemampuan untuk mempertimbangkan. Oleh karena itu, menjadi kewajiban mereka untuk merundingkan hal itu secara objektif dan sistematik dengan mempertimbangkannya, bertanya, dan merenungkan.
Tidak seorangpun yang harus menuntut Anda membuat keputusan singkat untuk menerima beberapa ajaran Islam. Agama Islam mengajarkan manusia bebas dalam memilih. Bahkan ketika seseorang dihadapkan dengan kebenaran, tidak ada paksaan baginya untuk menerimanya.
Namun, sebelum Anda mulai membentuk opini tentang Islam, tanyakan dulu kepada diri Anda sendiri apakah pengetahuan Anda tentang hal itu sudah cukup teliti. Tanyakan kepada diri Anda apakah pengetahuan yang diperoleh itu berhubungan dengan ketiga sumber yang mana mereka mungkin hanya menjabarkan sekilas pandangan mereka secara sembarangan dari tulisan Islam dan belum mengetahui Islam secara objektif dan sistematik.
Apakah cukup adil jika seseorang harus membuat sebuah opini tentang rasa hidangan tertentu hanya dari kabar orang lain yang mana mereka belum merasakan hidangan itu dengan pasti? Demikian juga jika Anda memahami Islam dari sumber yang dapat dipercaya dan belum merasakannya, Anda harus mencermatinya dengan baik sebelum Anda membuat opini. Maka, akan ada pendekatan intelektual kepada kebenaran.
Jika Anda melangkah kepada kebenaran, Islam secara terus-menerus menenteramkan hati Anda dan memberi kebebasan untuk memilih kebenaran dan kebebasan yang digunakan Tuhan memberi kemampuan berpikir dan mempertimbangkan akan dihormati. Untuk itulah setiap manusia memiliki kemauan sendiri. Tidak seorang pun yang dapat menarik kemauan orang lain dan memaksa Anda untuk tunduk kepada pencipta kita, Anda harus mengetahui dan membuat keputusan sendiri.
Semoga dengan perjalanan intelektual Anda menuju kebenaran yang bermanfaat dan menyenangkan.
BAB SEMBILAN BELAS
Kesimpulan

Inilah keabadian, dapat diperbarui dan bukti yang hidup. Al-Quran adalah keajaiban yang abadi di tangan kita sampai akhir zaman. Pada 14 abad yang lalu, suku Badui di padang pasir menguji al-Quran dan menemukan pengetahuan ketuhanan di dalamnya, yang mana dia mengakui al-Quran dari Tuhannya dan ditegaskan dengan teliti melalui pesan Nabi Muhammad SAW.
Sekarang ini, para ilmuwan dengan disiplin ilmu pengetahuan yang bervariasi mempelajari al-Quran untuk mendapatkan pengetahuan ketuhanan yang sama yang mana mereka diberi bukti yang sama dan ditegaskan bahwa hal ini berasal dari pencipta alam semesta. Demikian juga bukti itu menegaskan keaslian buku itu melalui Nabi Muhammad SAW Kami telah bertemu dengan sejumlah ilmuwan yang sebagian dari mereka telah menegaskan bahwa pengetahuan ini bukan berasal dari manusia.
Profesor Dorja Rau mengatakan: "Sulit membayangkan bahwa tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa hal yang mereka memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal ini secara detail sangat susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara sederhana. Beberapa di antara mereka mengatakan bahwa pengetahuan bisa berasal dari luar alam semesta ini. "

Profesor Amstrong berkata: "Mungkin ada sesuatu di luar pemahaman kita yang sesuai dengan pengalaman manusia biasa untuk rnenerangkan tulisan yang telah kita lihat. "

Profesor Dorja Rao berkata: "Dengan demikian, saya pikir informasi itu pasti berasal dari sumber supernatural."

Sebagian dari mereka mengekspresikan dengan tidak gentar dan menegaskan bahwa pengetahuan ini hanya berasal dari Allah, pencipta alam semesta.
Pertanyaannya: Kemudian Anda pikir dari siapa sumber infiormasi ini?

Profesor Hay menjawab: "Saya pikir ini pasti dari Tuhan."

Profesor Kroner : ".. .metode ilmiah modern sekarang membuktikan apa yang telah dikatakan Muhammad 1400 tahun lalu. "

Profesor Marshal Johnson: "Saya tidak menemukan perbedaan di sini dengan konsep yang berkaitan dengan ketuhanan yang terlibat di dalam apa yang telah ditulis."

Profesor Shroeder: "Sebenarnya, ilmuwan sekarang rnenemukan apa yang telah dikatakan sebelumnya: "

Profesor Persaud: "Tidak ada kesulitan dalam pikiran saya mengenai wahyu yang hebat atau yang diturunkan kepadanya dengan pernyataan­pernyataan ini. "

Sebagian dari mereka menyimpulkan pernyataan mereka sebagai berikut :

Profesor Keith Moore: "Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan ini pasti berasal dari Allah melalui Muhammad, sebab hampir seluruh pengetahuan ini tldak ditemukan sampai beberapa abad setelahnya. Hal ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad adalah utusan Allah. "

Sebagian dari mereka mengucapkan shahadat dan memeluk Islam.

Profesor Tejasen: "Saya pikir inilah saatnya mengucapkan "Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

Tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah keajaiban abadi yang kita miliki. Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran:

"Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: “Allah. " Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran (kepadanya). " (QS al-An'am : 19)

Dengan demikian, siapapun yang telah diberi informasi tentang al-Quran ini mengemban kesaksian dan peringatan. Sifat dasar kesaksian ini tiap-tiap ayat dalam kitab Allah berisi penegasan secara ilmiah. Setiap ayat berisi pengetahuan ketuhanan. Setiap abad, kaum cendekiawan membuat kemajuan baru pada bidang mereka yang bermacam-macam.

Allah telah berfirman:

". . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu, Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya. . . " (QS an-Nisa : 166)

Al-Quran adalah keajaiban yang memulai lagi dirinya sendiri dengan cara yang sesuai untuk setiap zaman / masa.

Allah telah berfirman:

"Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. " (QS al-An'am : 67)

Dengan yang kita simpulkan ini, semoga Allah menerimanya dengan sungguh-sungguh demi Allah sendiri. Amin.

Awan

BAB DELAPAN BELAS
Awan

Para ilmuwan telah mempelajari tentang tipe-tipe awan dan meyakini bahwa awan hujan terbentuk dari sistem tertentu dan berikatan dengan tipe-dpe angin dan awan tertentu. Salah satu jenis awan hujan adalah awan cumulonimbus bercampur dengan hujan angin ribut disertai petir dan gemuruh. Para ahli meteorologi telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan itu menghasilkan hujan, hujan es, dan halilintar/kilat. Para ahli meteorologi juga menemukan langkah-langkah yang dilewati awan cumulonimbus dalam menghasilkan hujan sebagai berikut:

1. Awan didorong angin
Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong sebagian kecil awan cumulus ke sebuah area di mana awan-awan ini berkumpul.

2.Penggabungan
Awan kecil bergabung bersama membentuk awan besar.

3. Penumpukan
Ketika awan-awan kecil bergabung, udara yang bergerak ke atas di dalam awan yang besar meningkat. Udara yang bergerak ke atas dekat dengan pusat awan lebih kuat dibanding dengan yang dekat dengan tepi. Udara yang bergerak ke atas ini menyebabkan badan awan tumbuh secara vertikal, sehingga awan menunggu di udara. Pertumbuhan vertikal ini menyebabkan badan awan menjadi bagian yang lebih dingin di atmos­fer di mana tetesan air dan hujan es merumuskan dan mulai berkembang melebar. Ketika tetesan air dan hujan es ini menjadi sangat ringan sehingga udara yang bergerak ke atas menyokong mereka, dengan demikian mereka mulai turun dari awan menjadi hujan, hujan es, dan lain-lain.
Allah berfirman di dalam Al-Quran:

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya. . . " (QS an­Nur: 43)

Akhir-akhir ini, ahli meteorologi mengetahui pembentukan, struktur, dan fungsi awan secara detail dengan menggunakan peralatan canggih seperti pesawat, satelit, komputer, balon, dan mempelajari angin dan petunjuknya untuk ukuran kelembaban dan variasinya dan untuk menentukan tingkatan dan variasi tekanan atmosfir.
Ayat yang terdahulu setelah menyebutkan awan dan hujan, belum bicara tentang hujan es dan halilintar.

".... dan Allah (juga) menurunkan (butiran­-butiran) es dari langit (yaitu) dari (gumpalan­gumpalan awan seperti) gunung-gunung maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. " (QS an-Nur: 43)

Para ahli meteorologi telah menemukan awan cumulonimbus ini, hujan es, mencapai ketinggian 25.000 sampai 30.000 kaki (4,7 sampai 5,7 mil) seperti gunung, sebagaimana telah tersebut di dalam al-Quran :

". . . dan Allah (juga) menurunkan (butiran­butiran) es dari langit. . .. " (QS an-Nur: 43)

Ayat ini mungkin menimbulkan sebuah pertanyaan mengapa ayat ini menyebutkan "....halilintarnya' dalam referensi hujan es? Apakah hal ini berarti hujan es adalah faktor mayoritas dalam menghasilkan halilintar? Mari kita lihat buku yang berjudul "Meteorology Today" juga menyebutkan tentang hal ini. Buku itu menyebutkan bahwa awan mengelektrifikasikan hujan es melalui bagian tetesan awan yang paling dingin dan kristal es. Sebagai tetesan cair yang bertabrakan dengan hujan es, mereka membeku yang berhubungan dan melepaskan panas yang terpendam. Dia menjaga permukaan hujan es lebih hangat daripada sekeliling kristal es.
Ketika hujan es berhubungan dengan kristal es, maka terjadilah fenomena yang penting. Aliran elektron dari objek yang lebih dingin menuju objek yang lebih panas. Oleh karena itu, hujan es menjadi beraliran negatif Efek yang sama terjadi ketika tetesan yang paling dingin berhubungan dengan sebongkah hujan es dan pecahan es kecil yang beraliran positif Geretan partikel beraliran positif ini kemudian dibawa ke bagian atas awan oleh udara yang bergerak ke atas. Hujan es yang beraliran negatif turun ke dasar awan, dengan demikian bagian awan yang paling rendah beraliran negatif. Aliran negatif ini kemudian turun ke tanah menjadi halilintar. Kami menyimpulkan bahwa hujan es ini karena faktor hasil dari halilintar.
Informasi tentang halilintar akhir-akhir ini ditemukan. Sampai tahun 1600 Masehi, ide Aristoteles tentang meteorologi sangat dominan. Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa atmosfir berisi dua jenis pernafasan keluar, basah dan kering. Dia juga mengatakan bahwa guntur adalah suara tumbukan dari pernafasan keluar yang kering dengan sekitar awan dan halilintar adalah peradangan dan terbakarnya pernafasan keluar yang kering dengan api yang kecil dan redup. Inilah beberapa ide tentang meteorologi yang dominan pada saat al-Quran turun pada 14 abad yang lalu.

Astronomi

BAB TUJUH BELAS
Astronomi

Profesor Yoshihide Kozai mengatakan: "Saya sangat terkesan dengan penernuan kebenaran astronomi di dalam al-Quran." Prof. Kozai adalah pensiunan Guru Besar di Universitas Tokyo, Hongo, Tokyo, Jepang dan Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang. Kami mempresentasikannya sejumlah ayat al-Quran yang menggambarkan awal mula penciptaan langit yang mana ada hubungan antara bumi dengan langit. Setelah mempelajari ayat ini, Profesor Kozai menanyakan kepada kami tentang al-Quran dan waktu ketika al-Quran diturunkan. Kami memberitahukannya bahwa al-Quran diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan kemudian kami menanyakannya tentang fakta yang terdapat pada ayat-ayat ini. Setelah kami menjawab, kami akan menunjukkannya teks al-Quran. Dia menampakkan keterkejutannya lalu mengatakan bahwa al-Quran menggambarkan alam semesta seperti poin tertinggi, segala sesuatu yang telah dilihat secara terang dan jelas. Dialah yang telah mengatakan segala sesuatu yang kita hhat keberadaannya. Inilah poin yang tidak ada yang tidak dapat dilihat.
Kami menanyakannya, apakah poin itu pada saat cakrawala dalam bentuk asap. Beliau menjelaskan bahwa semua tanda dan indikasi itu berkumpul untuk membuktikan bahwa satu poin pada saat seluruh cakrawala itu tidak ada namun sebuah kumpulan asap. Hal ini memperkuat sebuah bukti yang tampak. Para ilmuwan sekarang dapat menyelidiki bintang baru yang terbentuk dari asap itu, yang mana keaslian dari alam semesta kita sebagaimana yang kita lihat.
Gambar ini baru saja diperoleh akhir-akhir ini dengan bantuan pesawat ruang angkasa. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu bintang yang terbentuk dari asap. Lihatlah bagian asap bagian luar yang tampak kemerah-merahan sebagai awal dari kumpulan panas. Dan lihatlah pusat awan dan bagaimana asap yang penuh asap itu kepadatannya yang tinggi menjadi bersinar. Bintang-bintang yang bersinar seperti yang kita lihat sekarang terbentuk dari asap yang menghiasi alam semesta. Kami menunjukkannya beberapa ayat ayat al­Quran sebagai berikut:

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu : Keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati. " (QS Fushshilat : 11)

Beberapa ilmuwan menggambarkan dukhaan atau asap "yang berkabut". Akan tetapi Profesor Kozai menjelaskan bahwa kabut tidak cocok dengan penggambaran asap ini, sebab kabut memiliki sifat yang khas, yaitu dingin sedangkan asap kosmis agak panas. Dukhaan pada kenyataannya tersusun dari gas yang tersebar yang mana zat padat itu terselamatkan. Dan inilah penggambaran yang benar dari asap yang timbul di alam semesta sebelum bintang-bintang terbentuk. Profesor Kozai mengatakan bahwa karena asap itu panas, kita tidak dapat menggambarkan asap itu sebagai "kabut". Dukhaan adalah kata deskriptif yang paling bagus yang dapat digunakan. Dengan cara inilah Profesor Kozai melanjutkan penelitiannya tiap-tiap ayat al-Quran yang kami tunjukkan kepadanya.
Akhirnya kami bertanya kepadanya: "Apa yang Anda pikirkan tentang fenomena ini yang telah Anda lihat, yakni permulaan ilmu pengetahuan untuk menemukan rahasia alam semesta, sedangkan beberapa rahasia ini telah diungkapkan di dalam al-Quran atau Sunnah? Apakah Anda berpikir bahwa al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW berasal dari manusia?"
Profesor Kozai menjawab: "Saya katakan, saya sangat terkesan dengan penemuan kenyataan astronomi di dalam al-Quran dan bagi kita, para ahli astronomi, mempelajari hal itu hanya sebagian kecil dari alam semesta. Kita telah menghimpun kekuatan kita untuk memahami sebagian kecil. Sebab, bagian kecil dari langit tanpa berpikir keseluruhan isi alam semesta. Sehingga dengan membaca al-Quran dan menjawab pertanyaan, saya berpikir, saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta."
Profesor Kozai percaya bahwa al-Quran itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa "Kami para ilmuwan memusatkan studi kita hanya pada area kecil, akan tetapi jika kita membaca al-Quran, kemudian kita akan terlihat gambar yang lebih luas dari alam semesta ini. Para ilmuwan harus melihatnya dalam pandangan yang lebih luas dengan tidak terbatas dan pandangan yang sempit." Profesor Kozai mengakui hubungannya dengan kosmos, dia sekarang sanggup untuk menetapkan jalannya untuk masa depan. Dia mengatakan dari sekarang dia akan merencanakan riset dengan petunjuk yang meliputi ayat al-Quran dari sudut pandang alam semesta.
Allah Maha Besar dan Maha Agung. Inilah keajaiban yang abadi yang diulangi lagi. Inilah keajaiban yang diberikan untuk kehidupan dan meyakinkan Muslim dan non-Muslim dan akan meyakinkan seluruh generasi sampai Hari Kiamat. Allah berfirman di dalam al­Quran:

". . . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.. . . " (QS an-Nisa: 166)

"Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetuhuinya. Dan Tuhamu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. " (QS an-Naml: 93)

Astronomi

BAB ENAM BELAS
Astronomi

AIlah telah membuat kejelasan kepada kita dalam kitab-Nya yang telah diwahyukan sebagai sebuah ingatan untuk seluruh dunia.

"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa wahyu lagi. " (QS Shaad: 87 - 88)

Oleh karena itu, dengan demikian al-Quran sebagai pengingat untuk seluruh umat manusia sampai hari akhir. Di dalamnya berisi keterangan penemuan manusia dalam batasan waktu. Karena, al-Quran ini diturunkan dari ilmu Allah dan setiap satu ayat itu petunjuk dari ilmu Allah yang sebagaimana difirmankan Allah:

"Tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. " (QS an-Nisa: 166)

Setiap satu ayat berisi pengetahuan ketuhanan, akan tetapi manusia dengan terus-menerus mengembangkannya. Dalam pencapaian tingkatan ilmiah yang lebih tinggi di bawah kedudukan kemudian manusia sanggup melihat dengan tajam ilmu ketuhanan yang terdapat dalam ayat-ayat-Nya. Dengan demikian untuk mengetahui hal itu, ayat ini telah diturunkan dari Al­lah, dengan proses yang berlanjut dari perkembangan manusia, manusia akan datang untuk menemukan petunjuk yang memungkinkannya untuk memahami ayat lain dan lain-lainnya. Pada jalan inilah manusia akan melanjutkan untuk lebih banyak memahami ayat­ayat al-Quran. Inilah sifat al-Quran yang menakjubkan.
Profesor Amstrong bekerja di NASA, yang terkenal sebagai ilmuwan di National Aeronautics and Space Administration. Kami bertemu dengannya dan menanyakannya sejumlah pertanyaan tentang ayat al­Quran yang berkaitan dengan keahliannya dalam bidang astronomi. Kami bertanya tentang besi dan bagaimana pembentukannya? Dia menjelaskan bagaimana semua elemen di bumi ini terbentuk Dia menjelaskan bahwa baru akhir-akhir ini saja para ilmuwan menemukan kenyataan yang relevan tentang proses pembentukan. Dia mengatakan bahwa energi yang awalnya dari sistem matahari tidaklah cukup untuk memproduksi elemen besi. Dalam kalkulasi energi yang dibutuhkan untuk satu bentuk atom besi, telah ditemukan beberapa waktu sebagai energi seluruh sistem matahari. Dengan kata lain, seluruh energi di bumi atau di bulan atau planet Mars atau planet lain tidak cukup untuk membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi sistem matahari tidak cukup untuk hal tersebut. Itulah mengapa Profesor Amstrong mengatakan bahwa ilmuwan percaya bahwa besi adalah sebuah ekstraterrestrial yang dikirim ke bumi dan tidak terbentuk di sana. Kami membacakannya ayat al-Quran:

"Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia. " (QS al-Hadid: 25)

Kemudian kami menanyakannya tentang langit dan beberapa tingkatannya atau celah di dalamnya. Dia menyangkal hal ini dan membalas bahwa apa yang kami bicarakan itu merupakan cabang dari astronomi yang dinamakan "Integrated Cosmos" yang mana kami, para ilmuwan, telah datang hanya untuk mengetahui sekarang ini. Sebagai contoh, jika kamu memiliki tubuh dalam ruang di angkasa luar yang mana mengadakan perjalanan melewati jarak tertentu dalam beberapa petunjuk dan kemudian perjalanan yang sama dengan petunjuk yang berbeda, kamu akan mendapatkan berat badan yang sama dalam semua petunjuk. Sebab badan memiliki keseimbangan tekanan udara pada petunjukyang sama. Tanpa keseimbangan ini, seluruh dunia akan runtuh. Saya mengingatkan ayat Allah di dalam al-Quran:

"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun. " (QS Qaaf : 6)

Kemudian kami menanyakan Profesor Amstrong tentang usaha para ilmuwan untuk mencapai kemajuan dunia dan kami menanyakannya apakah dalam hal ini mereka telah berhasil? Dia menjawab bahwa mereka berjuang keras untuk memajukan dunia. Kami dengan kekuatan dan perlengkapan canggih untuk meneliti dunia untuk menemukan bintang baru yang masih kita lihat di luar galaksi kita dan kita belum meraih kemajuan dunia. Dia sadar dengan ayat al-Quran:

"Sesunguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang bintang dan Kami jadikan bintang-bintangitu alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. " (QS al-Mulk : 5)

Pada kenyataannya, seluruh bintang ini adalah perhiasan surga yang paling bawah. Dia mengatakan bahwa para ilmuwan tidak dapat mencapai akhir dunia. Profesor Amstrong menambahkan bahwa karena hal ini, mereka berpikir bahwa pemancar, terlebih lagi teleskop di angkasa luar, tidak akan menghalangi penemuan mereka, meskipun debu dan rintangan udara yang lain. Teleskop pandangan menggunakan cahaya yang tidak bisa digunakan untuk jarak yang sangat jauh, sehingga kita menggantikannya dengan radio yang dioperasikan yang mampu digunakan untuk melihat lebih jauh. Meskipun demikian kami masih terbatas di wilayah dalam.
Saya menyebutkan ayat sebagai berikut:

"Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. " (QS al-Mulk : 3-4)

Setiap saat Profesor Amstrong memberitahukan kami kenyataan ilmiah, kami memberitahukannya ayat yang relevan dengan pernyataanya itu. Kemudian kami mengatakan kepadanya: "Anda telah melihat dan menemukan kebenaran yang alami dari astronomi mo­dern untuk diriAnda sendiri dengan peralatan modern, roket dan pesawat ruang angkasa yang telah dikembangkan manusia. Anda juga telah melihat bagaimana kenyataan itu sama dengan apa yang telah disebutkan al-Quran pada 14 abad yang lalu, apa pendapat Anda tentang hal ini?"
Beliau menjawab:

"Ini pertanyaan yang sulit yang mana saya senantiasa berpikir tentang diskusi kita sejak saat itu. Saya terkesan beberapa tulisan kuno terlihat sangat cocok dengan astronomi modern pada tahun-tahun belakangan ini. Saya belum cukup mempelajari sejarah manusia untuk melengkapi proyek saya dan hal yang dapat dipercaya dengan keadaan pada 1400 tahun yang lalu yang telah berlaku.
Sungguh saya akan beralih dari apa yang saya percayai kepada apa yang telah kita lihat yang luar biasa, meskipun diakui atau tidak penjelasannya secara ilmiah. Mungkin ada sesuatu di luar pemahaman kita yang sesuai dengan pengataman manusia biasa untuk menerangkan tulisan yang telah kita lihat. Bukan maksud atau sikap saya untuk menunjukkan jawaban itu. Saya telah mengatakan banyak kata tanpa saya berpikir dengan pasti apa yang ingin Anda jelaskan Namun inilah pekerjaan saya sebagai seorang ilmuwan untuk menetapkan pertanyaan yang pasti. Dan saya berpikir bahwa salah satu di antara alasan itu lebih baik saya hentikan hanya jawaban singkat untuk melengkapi jawaban yang Anda inginkan. "

Ya, ini sangat sulit untuk membayangkan ilmu pengetahuan yang dinyatakan di dalam buku Allah pada 14 abad yang lalu kepada Nabi Muhammad SAW dari sebuah sumber manusia. Pasti ada sumber lain di antara sumber-sumber yang ada yang mana para ilmu­wan memperoleh pengetahuan mereka, sebab hanya Allah yang mengetahui rahasia langit dan bumi.
Sebagaimana yang telah kita ketahui dari beberapa pertemuan dengan para ilmuwan ini, inilah permulan dunia baru. Inilah abad di mana agama dan ilmu pengetahuan dapat berangkulan antara kebenaran agama dan kebenaran ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak ada pertentangan apa pun di antara keduanya, baik pada beberapa oposisi. Inilah kesimpulan bahwa sarjana Muslim itu telah ada sepanjang abad. Itulah, tidak ada yang mungkin bahwa bukti ilmiah dapat bertentangan dengan kebenaran yang diturunkan dari Tuhan yang secara jelas telah dipahami. Jika mereka mengatakan kita berada dalam ruang tahun, inilah kebenaran, tahun di mana ilmu pengetahuan ilmiah dan agama saling mendukung, tetapi hal ini hanya ilmu pengetahuan yang benar dan agama Islam, yang mana Allah telah memelihara dari pemalsuan dan pengubahan.

Fenomena Laut

BAB LIMA BELAS
Fenomena Laut

Kami menghadirkan kepada Anda Profesor Shrceder, ilmuwan kelautan dari Jerman. Kami bertemu dengannya pada seminar Ilmuwan Kelautan yang diselenggarakan di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Saya bertanya untuk mengantarkan pembicaraan fenomena laut antara penemuan ilmiah dan ayat al-Quran. Pada hari selanjutnya, Profesor Shroeder berdiri dan memberi komentar apa yang telah kami katakan:

Saya hendak memberi komentar tentang kuliah yang disampaikan Syeikh az-Zindani kemarin, dan akan mengatakan berapa banyak saya menghargai perkuliahan ini dalam rangka pertemuan ilmiah. Seseorang tidak dibutuhkan untuk menjadi seorang Muslim (untuk melihat ilmu pengetahuan dalam konteks agama yang lebih luas), bahkan untuk saya seorang Nasrani, penting tidak hanya melihat ilmu pengetahuan, namun saya juga dalam perasaan dan gambar yang lebih lebar dan  ketika dibandingkan dengan agama, lihatlah hal ini dalam konteks agama. "

Setelah mengetahui hal itu, Profesor Shroeder mendiskusikan hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Dia menunjukkan jurang pemisah antara agama yang berbeda-beda dan ilmu pengetahuan. Maka dari itulah terdapat saling bertolak belakang antara pemikiran pemuka agama dan ilmuwan. Namun, Profesor Shroeder heran ketika dia ditunjuk kan kebenaran yang berisi bermacam-macam ayat al­Quran yang telah diturunkan 1400 tahun yang lalu. Dia memberi komentar:

"Dalam beberapa agama, kita mendapatkan pemuka agama yang berpikir bahwa ilmu pengetahuan dapat mengambil sesuatu dari agama. Jika ilmu pengetahuan  membuat peningkatan, agama harus berputar kembali, menjadi dilanggar batasannya. Di sinilah kita lihat sebuah pendekatan yang berbeda secara lengkap. "Syeikh az-Zindani menunjukkan kita bahwa ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertuliskan di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya ilmuwan sekarang menemukan apa yang telah dikatakan sebelumnya, saya pikir hal ini penting. Penting dalam arti untuk diadakan sebuah simposium atau workshop untuk dijadikan peran serta, diskusi, dan persetujuan ilmuwan dari seluruh bangsa dan saya yakin bahwa kita semua akan pulang dan sekarang berpikir lebih banyak lagi tentang hubungan antara agama dan pengetahuan kelautan'".

Hal ini menjadi jelas bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini mengingatkan kita pada pernyataan sebagai berikut: Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad tentang hal ini? Siapa yang menurunkan pengetahuan ini kepadanya? Sebab, inilah kebenaran yang sezaman dengan apa yang diketahui oleh para ilmuwan, baik itu mereka sebagai ahli astronomi, ahli kelautan, ahli geologi atau ahli dalam bidang keilmuwan yang lain, akan tetapi al-Quran dan Sunnah telah menyebutkannya.
Setelah mendengarkan kita, Profesor Shroeder percaya dengan sepenuhnya dan membuat pernyataan sebagai berikut:

"Tidak ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk. Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah (bahasa abstrak) dan bahasa tulisan, sebagaimana yang telah dikatakan Syeikh. "

Dia meminta dengan jelas bahwa kenyataan ini dipersembahkan untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia, akan tetapi khusus untuk ilmuwan dalam pusat studi mereka, dalam semua bahasa. Sehingga mereka paham dengan jelas dan ada hubungan yang benar antara agama dan ilmu pengetahuan yang telah diklarifikasikan. Kita berbicara tentang agama yang telah bebas dari distorsi. Pengetahuan yang benar harus ditegaskan dengan agama yang benar. Sebagaimana dalam konteks Islam, seperti yang tersebut di dalam al-Quran:

"Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. " (QS Yunus : 101)

"Sesungguhnya pada langit dan bumi benar­benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu danpada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan keterangan Nya. " (QS al Jaats'ryah : 3 -6)

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS az-Zumar : 9)

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah. " (QS Muhammad : 19)

Agama mendorong kita untuk memperoleh pengetahuan dan mengharapkan kita merenungkan alam semesta dalam sebuah bahasa yang bisa dipahami sekarang.

Kedalaman Laut dan Samudera

BAB EMPAT BELAS
Kedalaman Laut dan Samudera

Keajaiban al-Quran satu-satunya yang abadi, yang diulangi sampai hari akhir dan mungkin diketahui oleh seluruh umat manusia meskipun berbeda tingkat kebudayaan dan waktu sejarah. Suku Badui di padang pasir dan Profesor di universitas akan mendapatkannya di dalam al-Quran yang akan mencukupinya.
Kami menghadirkan kepada Anda profesor Dorja Rao. Dia seorang ahli dalam bidang geologi laut dan sekarang ini mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Kami bertemu dengannya dan menjelaskan beberapa ayat al-Quran yang berisi tanda-tanda ilmiah di dalam al-Quran. Dia heran dengan apa yang dia lihat dan dengar. Dia telah membaca terjemahan al-Quran dan ayat-ayat al-Quran dalam buku-buku tertentu. Di antara ayat-ayat ini, dia mendiskusikan apa yang telah difirmankan Allah di dalam al-Quran sebagai berikut:

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tidaklah dia mernpunyai cahaya sedikitpun. (QS an-Nur: 40)

Profesor Rao menegaskan bahwa ilmuwan sekarang mengetahui kegelapan itu dengan peralatan seperti kapal selam yang memungkinkan mereka untuk menyelami kedalaman samudera, di mana manusia tidak sanggup menyelam tanpa bantuan untuk kedalaman lebih dari 20 sampai 30 meter. Itulah orang menyelam untuk mutiara di air dangkal dan tidak dapat menyelam lebih dari kedalaman ini. Manusia tidak dapat menyelamatkan nyawa pada kedalaman samudera yang gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Tetapi, ayat ini membicarakan tentang fenomena yang ditemukan pada samudera yang sangat dalam. Oleh karena itu, pernyataan Allah tentang kegelapan di dalam samudera luas yang sangat dalam tidak mengacu hanya untuk laut sebab tidak semua laut dapat digambarkan sebagaimana memiliki lapisan kegelapan yang terkumpul yang berlapis-lapis. Bagian lapisan kegelapan ini di laut yang dalam memiliki dua sebab sebagai hasil dari menghilangkannya warna yang berturut-turut satu lapisan setelah yang lain. Sinar cahaya itu tersusun dari tujuh warna dan ketika sinar tersebut mengenai air, kemudian dipantulkan menjadi tujuh warna.
Kita bisa melihat sinar cahaya yang akan melalui kedalaman samudera. Lapisan paling atas diserap warna merah pada kedalaman sepuluh meter pertama. Jika seorang penyelam akan menyelam pada keda­laman tiga puluh meter dan terluka di sana, dia tidak akan bisa melihat darahnya, sebab warna merah tidak sampai pada kedalaman ini. Pada cara yang sama, sebagaimana yang kita ketahui, lapisan oranye diserap. Kemudian pada kedalaman lima puluh meter, lapisan kuning diserap. Pada kedalaman lebih dari dua ratus meter, lapisan biru diserap dan seterusnya. Dari sini kita mendapatkan bahwa samudera menjadi semakin lama semakin gelap, bahwa kegelapan terjadi pada lapisan yang terang. Sebagai alasan yang kedua, kegelapan mula-mula hasil dari pembatas di mana cahaya itu tersembunyi.
Lapisan cahaya, yang kita lihat di sini, mula-mula dari matahari dan diserap oleh awan, yang berubah menghamburkan beberapa lapisan cahaya, karena itu menghasilkan lapisan kegelapan di bawah awan. Inilah lapisan kegelapan pertama. Kemudian ketika cahaya mencapai permukaan samudera, cahaya itu akan dipantulkan oleh gelombang permukaan, dengan demikian memberikan penampakan berkilauan. Inilah alasan bahwa ketika ada gelombang, intensitas bayangan ini tergantung pada sudut gelombang itu. Oleh karena itu, gelombang yang memantulkan cahaya dan karena kegelapan itu. Cahaya.yang tidak dipantulkan menembus kedalaman samudera karena itu kami membagi samudera menjadi dua lapisan, bagian permukaan dangkal dan bagian dalam. Permukaan samudera yang dangkal digolongkan dengan cahaya dan kehangatan. Sedangkan samudera yang dalam digolongkan dengan kegelapan.
Dua bagian samudera ini memiliki sifat yang berbeda. Dan permukaan lebih jauh terpisah dari bagian dalam oleh gelombang. Gelombang internal baru ditemukan pada tahun 1900. Akhir-akhir ini, ilmuwan menemukan ada gelombang internal yang terjadi pada ketebalan permukaan antarlapisan dari berat jenis yang berbeda. Gelombang internal memiliki perilaku seperti gelombang di permukaan. Mereka juga dapat meretakkan seperti gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat manusia, tetapi dapat dideteksi dengan mempelajari suhu atau kadar garam pada tempat yang diberikan.
Di bawah gelombang ini, yang terbagi menjadi dua bagian samudera, kegelapan dimulai. Pada kedalaman ini, ikan tidak dapat melihat. Mereka hanya memiliki sumber cahaya dari tubuh mereka. Kegelapan ini yang berlapis dan bertingkat satu dengan yang lain telah dijelaskan dalam al-Quran.
Dengan kata lain, masih ada beberapa gelombang bertingkat selanjutnya ditemukan pada permukaan samudera. Al-Quran kemudian juga menjelaskan kegelapan itu. Kegelapan itu disebabkan karena pembatas yang dijelaskan pada tambahan disebabkan karena perubahan penyerapan warna pada tingkatan yang berbeda lapisan satu dengan yang lain. Di sini kegelapan yang total, kapal selam harus membawa sumber cahaya mereka, sehingga siapa yang menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengenai hal ini?
Kami menunjukkan beberapa ayat kepada Profesor Rao yang berkaitan dengan keahliannya dan kami bertanya: “Apa yang Anda pikirkan tentang keberadaan informasi ilmiah di dalam al-Quran? Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui fakta ini pada 14 abad yang lalu?”
Profesor Rao menjawab: "Sulit membayangkan bahwa tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa hal yang mereka memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal itu secara detail sangat susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara sederhana. Manusia normal tidak dapat menjelaskan fenomena itu secara detail. Dengan demikian, saya pikir, informasi itu pasti berasal dari sumber supranatural. "
Ya, sumber seperti ilmu pengetahuan itu pasti lebih dari tingkatan manusia. Sebagaimana yang dikatakan Profesor Rao, tidak datang dari alam, namun hal ini jauh melebihi alam dan jauh dari kemampuan manusia. Apa yang dicoba Profesor Rao untuk mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dilengkapi dengan kemajuan, untuk itu kebenaran ini ditunjukkan dengan firman Allah, satu-satunya yang mengetahui alam semesta dan rahasianya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Quran:

"Katakanlah: al-Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. . . . " (QS al-Furqan: 6)

Inilah dari Allah. Dengan demikian, kesaksian ilmuwan itu dipusatkan menjadi satu setelah membuktikan petunjuk ini dan cahaya yang berisi kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi, untuk itulah al-Quran adalah sumber petunjuk sampai hari akhir.

Laut dan Samudera

BAB TIGA BELAS
Laut dan Samudera

Kami menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia, sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah laut yang homogen sebagai­mana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat, pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera Atlantik.
Pada foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda, biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan kepada kita di dalam al-Quran bahwa:

"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing " (QS ar-Rahman: 19 - 20)

Secara tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan yang lain.
Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagai­mana bisa ada pembatas antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat, sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa mela­lui pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.
Inilah sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena teknik dan peralatan yang tersedia?
Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya, arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik, saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "
Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:

"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)

Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku kepada manusia sampai akhir zaman.

Gunung

BAB DUA BELAS
Gunung

Sekarang kami bertemu dengan seseorang ahli yang unik. Dia berbeda dengan ahli yang lain, tetapi pada saat yang sama, dia anggota dari kelompok ahli. Namanya adalah Profesor Siaveda, salah satu anggota ahli geologi dari Jepang. Dia juga salah satu ilmuwan terkenal dunia. Pemikiran Profesor Siaveda dipenuhinya dengan beberapa distorsi dan kecurigaan tentang semua agama. Memang benar apa yang dia katakan yang berkenaan dengan semua agama, kecuali Islam, sebab Islam berbeda dengan semua agama yang ia bicarakan.
Ketika kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan.
Satu dari pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan , sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "
Profesor Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut, sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditu­lis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,

"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS an­Naba'. 7)

Kami bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.
Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.
Allah berfirman:

"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at : 32)

"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)

Namun, siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:

"Saya pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu sungguh luar biasa, saya setuju. "

Ya, apa yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.